Wednesday, February 28, 2007

Beri 4ku waktu

(+) Maaf anakku
(-) Tidak apa-apa, Ayahku

(+) Kau mengerti, kan..??
(-) Sangat mengerti, Ayah...

(+) Terlalu sulit untuk Ayah dan Ibumu..
(+) Kau mengerti, kan?
(-) Sangat mengerti oh Ayahku..

(+)Bayangkan jika Ayahmu ini dirajam dengan hinaan, Kemudian perlahan-lahan dikuliti dengan pandangan tajam, dan akhirnya dibunuh dengan pisau makian. Bisakah kau pahami betapa menderitanya hidup seperti itu?
(-).....(mengangguk).....

(+)Kaupun akan ikut menderita, Anakku. Saat kau tumbuh dan teman-2mu tau. Kau akan dirajam dengan hinaan. Kau akan dibunuh dengan makian. Percayalah dengan Ayahmu...
(-) .....(mengangguk).....

(+) Apakah kau siap, Anakku?
(-) Tidak pernah sesiap ini, Ayah.

(+) Apakah ada hal terakhir yang ingin kau sampaikan?
(-) Ada.....

(+) Apakah itu, Anakku?
(-) Aku mengerti kesulitan ini, Ayah. Tapi yang aku tidak mengerti mengapa kau lakukan sesuatu yang tak bisa kau pertanggung-jawabkan.
(-) Aku paham akan derita ini, Ayah. Tapi aku tidak paham lebih pentingkah arti kematian daripada makna kehidupan..???
(-) Aku percaya aku akan ikut menderita, Ayah. Tapi aku sungguh tak percaya bahwa aku tak sanggup menahan derita itu nantinya.
(-) Aku siap, Ayah. Sungguh-sungguh siap. Namun aku lebih siap untuk mempelajari nama-nama, lebih siap untuk memahami makna kebersamaan, dan kemudian ikut berjuang....

(-) Sekarang kutanya padamu, Apakah kau percaya padaku..???
(+) .... (meragu) ....

(-) Atau harus kutanya apakah kau percaya pada dirimu sendiri..???
(+) .... (tetap meragu) ....

(-) .. (putus asa) .. Apakah kau percaya pada Cinta kasih, Ayah... (melemah) ...
(+) .... (mengangguk) ....

(-) Yakin, Ayah..??
(+) Sangat yakin, Anakku.

(-) Maka bisakah kau beri aku sedikit waktu lebih untuk menyayangimu, menyayangi ibuku, dan mencintai dunia..??? ... (tersenyum lirih penuh harap) ...

(Sang Ayah berhenti ..... bimbang ..... penuh keraguan ..... dan masih tetap dengan penuh keraguan dibalikkannya sepeda motor itu, dan melangkah pergi menjauh dari tujuan.....)

......... 17 tahun kemudian ...........

sang Anak berkata
(-) Terima kasih, Ayah.... Tidak kau aborsikan aku waktu itu. (dipeluknya sang Ayah... Cukup sudah pembuktian, dia telah membahagiakan.....)

No comments: